KOMUNIKASI DAN MODEL KOMUNIKASI
PENGERTIAN KOMUNIKASI
Komunikasi adalah proses pengoperan lambang
yang mengandung arti.
Menurut Everett M Rogers komunikasi
adalah proses pengiriman ide dari sumber kepada penerima denga tujuan untuk
mengubah tingkah laku mereka. Menurut Gerrard, penyampaian komunikasi ini harus
disengaja.
Sedangkan menurut Harold Lasswell,
komunikasi adalah siapa mengatakan apa dengan saluran apa kepada siapa dengan
pengaruh bagaimana.
Jika dilihat dari pengertian diatas
dapat disimpulkan bahwa unsur-unsur komunikasi terdiri dari:
a. Siapa
(Komunikator)
b. Mengatakan
apa (Pesan)
c. Dengan
Saluran Apa (Media)
d. Kepada
Siapa (Komunikan)
e. Pengaruh
(Effect)
MODEL KOMUNIKASI
Terdapat dua metode komunikasi yang
lazim digunakan dilihat dari ada atau tidaknya feedback yang diberikan oleh
komunikan.
Model komunikasi linear adalah model
komunikasi satu arah antara komunikator kepada komunikan. Komunikator tidak
akan mendapatkan feedback dari komunikan, perhatian seluruhnya akan tertuju
kepada komunikator. Komunikasi ini bersifat persuasif dan source-oriented
definition. Dalam konteks ini, komunikasi dianggap sebagai tindakan yang
sengaja. Tujuan dari komunikasi linear adalah untuk mempengaruhi komunikan.
Contohnya yaitu pemberian penyuluhan
pajak UMKM atas penurunan tariff menjadi 0,5% oleh KPP tanpa ada sesi tanya jawab, serta pembuatan pamflet
aspek perpajakan untuk para pengusaha kos.
Pada penyuluhan pajak UMKM yang bertindak sebagai komunikator adalah pegawai pajak yang sedang melakukan penyuluhan, komunikannya adalah peserta penyuluhan, sedangkan pesan yang disampaikan adalah penurunan tarif pajak UMKM. Karena bersifat linear maka peserta penyuluhan tidak memberikan feedback kepada petugas penyuluh. Untuk pamlet, komunikatornya adalah penerbit pamflet yaitu DJP, komunikannya adalah pembaca/pengusaha kos, dan pesan yang disampaikan adalah aspek perpajakan untuk pengusaha kos.
Pada penyuluhan pajak UMKM yang bertindak sebagai komunikator adalah pegawai pajak yang sedang melakukan penyuluhan, komunikannya adalah peserta penyuluhan, sedangkan pesan yang disampaikan adalah penurunan tarif pajak UMKM. Karena bersifat linear maka peserta penyuluhan tidak memberikan feedback kepada petugas penyuluh. Untuk pamlet, komunikatornya adalah penerbit pamflet yaitu DJP, komunikannya adalah pembaca/pengusaha kos, dan pesan yang disampaikan adalah aspek perpajakan untuk pengusaha kos.
Dalam model komunikasi interaksional elemen
yang terpenting adalah adanya respon (feedback)
dari komunikan. Sehingga model komunikasi ini dapat disebut juga model
komunikasi dua arah. Setiap komunikator juga bertindak sebagai komunikan dan
komunikan juga berperan sebagai komunikator. Namun, proses penyampaian pesan tidak
dilakukan secara bersamaan. Arah dari komunikasi interaksional bergantian dan terjadi terus menerus membentuk loop.
Model komunikasi interaksional sering
didefinisikan sebagai proses penyampaian pesan diantara komunikator dan
diantara komunikan. Kata diantara dimaknai bahwa, setiap orang yang terlibat
dalam komunikasi dapat berperan sebagai komunikator dan komunikan. Dalam
prosesnya, umpan balik atau feedback yang diberikan sebagai respon atas pesan
yang disampaikan oleh komunikator dilakukan setelah pesan diterima. Karena
adanya respon ini maka komunikasi ini bersifat dinamis.
Contohnya yaitu saat pemberian
penyuluhan pajak UMKM terdapat pertanyaan dari peserta penyuluhan. Pertanyaan
yang diberikan termasuk dalam feedback, sehingga komunikasi yang awalnya satu
arah berubah menjadi dua arah. Selain itu, apabila dalam pamflet aspek
perpajakan untuk pengusaha kos-kosan yang dibuat diberikan nomor pelayanan
pelanggan kring pajak, maka pada saat seseorang menelpon pusat layanan
informasi tersebut telah terjadi komunikasi interaksional (dua arah).
Respon yang diberikan dalam komunikasi
interaksional dapat berupa respon verbal dan respon non-verbal. Respon verbal
adalah pesan yang disampaikan secara lisan atau tulisan melalui bahasa misalnya
pertanyaan yang diajukan saat penyuluhan pajak UMKM. Sedangkan, respon
non-verbal adalah respon yang diberikan melalui kumpulan isyarat, mimic wajah,
gerak tubuh dan lainnya yang tidak membutuhkan bahasa. Misalnya, saat penyuluhan
terdapat seorang wajib pajak yang menggaruk belakang kepalanya, hal ini
menunjukkan bahwa dia sedang kebingungan dengan pesan yang disampaikan. Sementara,
wajib pajak yang lain mengangguk-angguk menandakan bahwa dia memahami pesan
yang disampaikan.
Komentar
Posting Komentar